Menurutnya bisnis pengolahan jelantah jadi biodiesel masih memiliki banyak tantangan, antara lain dalam teknologi pengolahan dan proses pengumpulan minyak jelantah. Untuk mengumpulkan pasokan minyak, Andi membuat bank minyak jelantah RT/RW dengan fasilitas seperti check point dan jerigen. Dengan ini dia dapat mengintegrasi satu kota. Dansangat ahli dibidangnya terutama untuk limbah Jelantah dan Limbah Pabrik Kelapa Sawit. Meningkatkan akses energi bersih, dan menyediakan solusi berkelanjutan untuk limbah minyak goreng bekas dan limbah pabrik kelapa sawit, dan memimpin Indonesia ke masa depan energi hijau berkelanjutannya. MENGELOLA LIMBAH UNTUK MASA DEPAN ANAK BANGSA VISI KAMI CV Artha Metro Oil adalah perusahaan yang bergerak di bidang minyak, terutama minyak bekas atau minyak jelantah. Kami akan mengumpulkan minyak bekas untuk didaur ulang menjadi biodiesel sebagai solar pengganti. Selain itu, kami menjual biodiesel dan gliserol sebagai pengolahan dari minyak jelantah yang kami kumpulkan. Minyakjelantah akan diolah menjadi biodiesel sebagai zat aditif bahan bakar minyak. Perusahaan Jepang Ajak Pemkot Bogor Olah Minyak Jelantah | Republika Online REPUBLIKA.ID GenOil didirikan di Makasar, Sulawesi Selatan sejak 2011 dan pabrik pengolahannya berdiri sejak 2014 dengan kapasitas 2000 Kg Jelantah/hari (skala kecil) yang tidak akan menggerus pasar Pertamina. Bahkan Pertamina dapat mencabut subsidinya ke agen tertentu yang berkerjasama dengan Gen Oil. ADVERTISEMENT QmH2iY. Abstract Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui karakteristik biodiesel yang dihasilkan dari minyak jelantah. Minyak jelantah dimurnikan melalui tiga tahap yaitu despicing, netralisasi dan bleaching. Selanjutya diolah menjadi biodiesel melalui dua proses yaitu proses esterifikasi menggunakan katalis asam dan proses transesterifikasi menggunakan katalis basa. Hasil uji karakteristik biodiesel menunjukan bahwa densitas biodiesel dari minyak pabrik telah memenuhi SNI 04-7182-2006. Tetapi biodiesel dari minyak kampung belum memenuhi SNI 04-7182-2006. Hasil uji viskositas menunjukan bahwa biodiesel dari minyak kampung dan minyak pabrik telah memenuhi SNI 04-7182-2006. Hasil uji bilangan asam menunjukan bahwa biodiesel dari minyak pabrik dan biodiesel dari minyak kampung belum memenuhi SNI 04-7182-2006. Hasil uji kadar air menunjukan bahwa biodiesel dari minyak pabrik dan biodiesel dari minyak kampung belum memenuhi SNI 04-7182-2006. Hasil uji GC menunjukan bahwa persen area metil ester biodiesel dari minyak pabrik sebesar 99,59 % dengan kadar asam 0,41 %. Dan persen area metil ester biodiesel dari minyak kampung sebesar 96,70 % dengan kadar asam 3,30 %. Jakarta - Pernahkah Anda membayangkan minyak jelantah bekas menggoreng yang kadang Anda buang sia-sia ternyata bisa jadi peluang bisnis yang menggiurkan? Andi Hilmi Mutawakkil, pemuda asal Makassar, Sulawesi Selatan membuktikan minyak jelantah bisa jadi ide bisnis yang bisa mendulang banyak Hilmi mengumpulkan minyak jelantah yang dipandang sebelah mata itu sebagai bahan baku pengembangan biodiesel, tak ecak-ecak, pengusaha berusia 21 tahun ini meraup untung hingga Rp200 juta setiap bisnis mengolah minyak jelantah menjadi biodiesel itu Andi Hilmi dapat ketika melihat sulitnya para nelayan di Makassar mendapatkan Bahan Bakar Minyak atau BBM akibat kelangkaan. Dari situlah Andi kemudian berusaha mencari solusi dengan melihat peluang minyak jelantah jadi Tempo dari laman Kementerian ESDM, Selasa, 20 April 2021, Andi Hilmi mengatakan dirinya berusaha mencari pengganti energi terbarukan dapat digunakan oleh nelayan, “Saya berusaha mencari pengganti energi terbarukan agar bisa digunakan oleh para nelayan. Prinsip saya, karya yang kita buat harus sesuai dengan kebutuhan pada saat itu,” katanya Andi sendiri merupakan bahan bakar alternatif pengganti BBM yang diolah dari campuran monoalkyl ester dari rantai panjang asam lemak, seperti minyak sayur dan lemak hewan. Penggunaan biodiesel sebagai bahan bakar pengganti tidak menyebabkan pencemaran lingkungan, sebab sisa pembakaran tidak menyumbang jumlah gas karbon dioksida, karena berasal dari tumbuhan atau hewan. Selain itu, penggunaan biodiesel juga dapat mengurangi pencemaran hidrokarbon yang tidak terbakar, karbon monoksida, sulfur dan hujan dari laman Andi Hilmi telah melakukan berbagai penelitian ilmiah sejak dirinya masih duduk di bangku SMA, saat itu ia bercita-cita untuk membuat sumber energi terbarukan. Bersama Andi Haswawi, rekannya di Kabupaten Pangkep, Andi Hilmi melakukan beragam uji coba metode mengubah minyak jelantah menjadi biodiesel. Setamat SMA, kelompok peneliti ini kemudian menyelesaikan risetnya dan memutuskan memulai usaha energi terbarukan di Kota Makassar merekrut salah satu rekan yang lain, Fauzi namanya, ketiga remaja ini memutuskan untuk memulai usaha bermodalkan iuran dari kocek masing-masing. Dari hasil iuran tersebut terkumpul uang sebanyak juta, meskipun hanya bermodal kecil, hal ini tidak mematahkan semangat Andi Hilmi, Andi Haswawi dan Fauzi untuk memproduksi biodiesel dari limbah minyak goreng bangga mereka menamai usaha mereka dengan nama Super Keren. Bahan baku minyak jelantah Andi Hilmi dapat dari penjual gorengan pinggir jalan, sebanyak 30 liter minyak jelantah bisa menghasilkan 30 liter memenuhi kebutuhan nelayan akan bahan bakar, Andi Hilmi tak hanya puas di situ, lantas ia pun kemudian bergabung dengan Himpunan Pengusaha Muda Indonesia atau HPMI, melalui forum tersebut Andi Hilmi dan rekan-rekannya mengikuti kompetisi di berbagai ajang baik tingkat nasional maupun internasional untuk sekaligus memperkenalkan inovasi mereka ke pasar yang lebih beragam tantangan harus dihadapi demi usaha pengolahan minyak jelantah menjadi biodiesel tersebut, untuk membangun perusahaan biodiesel membutuhkan modal yang besar untuk membangun pabrik berkala besar. Untuk itu, melalui HPMI mereka berusaha mencari sponsor untuk diajak kerja sama. Berkali-kali Hilmi dan rekan-rekannya melakukan presentasi mengenai rencana Tidak sedikit yang tertarik dengan konsep usaha pengolahan minyak jelantah menjadi biodiesel yang mereka jabarkan. Namun usia mereka yang masih muda saat itu, yakni 19 tahun jadi penghalang. Dua syarat utama, minimal usia 21 tahun dan status menikah, membuat sekumpulan anak muda ini harus menerima dicoret dari daftar penerima dana dukungan dari institusi mereka tak lantas menyerah begitu saja, masih dilansir dari seperti kata pepatah, ada seribu jalan ke Roma. Andi Hilmi dan rekan-rekannya kemudian merekrut enam anggota baru di awal 2015, kemudian dua bulan berselang, Maret 2015, perusahaan atas nama GenOil didirikan dengan modal Rp500 juta hasil urunan semua Andi Hilmi, banyak tantangan yang harus dilalui saat menjalankan bisnis pengolahan minyak jelantah menjadi biodiesel, salah satunya proses pengumpulan bahan baku. Untuk mengumpulkan bahan baku tersebut, solusinya Andi membuat bank minyak jelantah di setiap RT atau TW yang difasilitasi dengan check point dan jeriken. Dengan begitu ia dapat mengumpulkan minyak jelantah dari rumah tangga di satu kota. Namun membuat bank minyak jelantah yang ideal memerlukan biaya yang banyak, untuk itu Andi Hilmi memanfaatkan program CSR untuk mengajak kerja sama perusahaan besar guna membangun bank minyak jelantah yang ideal ini Andi Hilmi telah membuat bank minyak jelantah di 20 sekolah, nantinya anak-anak sekolah akan menyetor minyak jelantah titipan ibu mereka kepada bank minyak jelantah tersebut. Oleh sebab itu, Andi Hilmi kerap melakukan edukasi kepada masyarakat agar mau mengumpulkan minyak jelantah ke bank minyak jelantah, dari pada dibuang sia-sia. Nantinya minyak jelantah tersebut ditukar dengan minyak goreng baru yang lebih masalah bahan baku, problem datang dari calon konsumen, saat pertama kali ditawarkan biodiesel sebagai pengganti BBM yang langka, nelayan enggan membeli. Padahal bahan bakar alternatif tersebut dihargai lebih murah dari BBM, yakni Rp5 ribu per liter. Namun harga murah tersebut malah membuat para nelayan curiga, apalagi warna biodiesel yang berbeda dari solar mendapatkan kepercayaan nelayan, Hilmi dan rekan-rekannya meminta para nelayan mencoba saja dulu menggunakan biodiesel yang diolah dari minyak jelantah produksi GenOil, kalau mesin kapal rusak, nantinya akan diganti. Ajaib, nelayan menyambut baik. “Jika masalah bahan bakar bagi nelayan ini bisa ditangani dengan baik, saya kira di masa mendatang, profesi nelayan Indonesia tidak akan menjadi langka,” kata Hilmy. Kini setiap hari GenOil membawa pasokan biodiesel ke nelayan Paotere, melayani sekitar 33 kelompok nelayan. Jumlahnya antara sampai liter per KHOIRUL MUHIDBaca juga ESDM Minyak Jelantah Mampu Penuhi 32 Persen Kebutuhan Biodiesel Nasional Pemerintah Kota Pemkot Bogor mendapat tawaran kerja sama dari sebuah perusahaan swasta asal Jepang untuk pengolahan minyak jelantah limbah minyak goreng Foto ilustrasi minyak jelantah BOGOR - Pemerintah Kota Pemkot Bogor mendapat tawaran kerja sama dari sebuah perusahaan swasta asal Jepang untuk pengolahan minyak jelantah limbah minyak goreng. Nantinya, minyak jelantah akan diolah menjadi biodiesel sebagai zat aditif bahan bakar minyak BBM.Tawaran tersebut disampaikan oleh perwakilan dari perusahaan swasta asal Jepang kepada Wakil Wali Kota Bogor, Dedie A Rachim, di Balai Kota Bogor, Jumat 16/10. Menurut Dedie, Kota Bogor pernah memiliki pengalaman dalam memanfaatkan jelantah, yakni limbah minyak goreng menjadi bahan bakar minyak biodiesel. Jelantah dimanfaatkan untuk zat aditif BBM pada kendaraan Transpakuan, pada 12 tahun lalu. Namun, kendalanya adalah pasokan bahan baku minyak jelantah yang tidak stabil jumlahnya sehingga proses produksinya juga tidak bisa berjalan stabil dan konsisten."Karena itu, pengolahan minyak jelantah menjadi biodiesel ini tidak mungkin hanya dilakukan oleh pemerintah, sehingga perlu ada keterlibatan swasta," katanya. Menurut Dedie, perusahaan swasta dari Jepang ini menawarkan pengolahan minyak jelantah menjadi biodiesel untuk tambahan BBM yakni B30 sampai B100. Berdasarkan diskusi, keduanya menginginkan kepastian adanya pasokan minyak jelantah."Kalau saat ini ada tawaran untuk pengolahan minyak jelantah, maka potensi minyak jelantah ini akan diupayakan untuk menaikkan nilai tambahnya," itu, perwakilan dari perusahaan swasta asal Jepang, Cahyo, menyatakan, kehadiran mereka ke Balai Kota Bogor adalah menawarkan proposal kerja sama untuk pengolahan limbah minyak goreng menjadi biodiesel. Tawaran ini akan menjadi satu proyek percontohanuntuk pengolahan biodiesel yang ramah lingkungan. "Kalo proyek percontohan ini berhasil, bisa menjadi percontohan bagi daerah lainnya," latanya. sumber Antara